Kegiatan membaca adalah kegiatan yang kurang diminati oleh kebanyakan orang Indonesia. Padahal membaca adalah kegiatan yang sangat penting terlebih di era digital seperti sekarang ini. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program literasi selama 15 menit di pagi hari di seluruh sekolah lewat Gerakan Literasi Sekolah (GLS). SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar pun ambil bagian dalam program ini. Untuk memaksimalkan program ini dibentuklah komunitas Pegiat Literasi (Pelita).
Setiap pagi, mulai pukul 7.20—7.30 WITA seluruh siswa diwajibkan membaca buku nonteks yang mereka minati. Program ini telah berjalan sejak semester ganjil tahun 2017. Sebagai tindak lanjut dan untuk memperkuat pemahaman siswa tentang isi buku yang dibaca, siswa secara bergantian meresensi buku yang dibaca di kelas mereka masing-masing. Karya siswa juga dibukukan dalam antologi resensi buku.
Selain membaca dan menulis, siswa juga dilibatkan dalam
berbagai kegiatan yang menunjang kemampuan berliterasi, seperti dialog minat
baca dan pelatihan menulis. Kedepannya insyaallah siswa akan dibekali berbagai
keterampilan kebahasaan lainnya.
Untuk
lebih meningkatkan minat baca siswa dan menyemarakkan kegiatan ini, diadakan pemilihan pengunjung terbaik perpustakaan dan
peliterasi terbaik di akhir semester. Semester ini, yang beruntung didaulat
sebagai peliterasi dan pengunjung terbaik tersebut Sultan Asiz Parenreng, siswa
kelas X IPA 1 dan Muh. Fathurrahman, siswa kelas XI IPA 1. Sertifikat dan hadiah
diserahkan langsung oleh Ustaz Ruslan, S.Pd., Pembina Pelita. “Minat baca orang
Indonesia umumnya sangat rendah. Sebuah laporan malah menuliskan bahwa
Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara dalam hal minat baca. Kegiatan
ini untuk membentuk budaya baca siswa.” pungkas guru Bahasa Indonesia ini yang
juga merupakan Kepala Perpustakaan SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar.
Reporter:
Rezky Akbar Fajrin
Sekretaris Pelita SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar Kampus Putra